Cek keamanan data bukan sekadar tugas departemen IT, melainkan tanggung jawab kolektif di seluruh struktur perusahaan. Data tidak hanya berupa kumpulan informasi, tetapi juga mencerminkan aktivitas operasional hingga strategi bisnis. Jika terjadi kebocoran atau serangan siber, dampaknya bisa sangat serius, mulai dari terganggunya produktivitas, kerugian finansial, hingga hancurnya reputasi perusahaan yang telah dibangun dalam jangka panjang.
Maka dari itu, penting bagi perusahaan Anda untuk memahami pentingnya keamanan data, langkah-langkah preventif untuk mengeceknya, serta bagaimana merespons bila data sudah bocor. Simak cara cek keamanan data di bawah ini!

Baca Juga:Pelajaran dari Gangguan CrowdStrike: Membangun Ketahanan yang Lebih Baik dengan VDI
Cara Cek Keamanan Data Anda
Cara cek keamanan data bukan hanya mengecek sistem sekali lalu selesai. Proses ini harus dilakukan secara berkala, menyeluruh, dan berdasarkan parameter yang dapat ditindaklanjuti. Berikut ini tahapan yang perlu dilakukan dalam mengecek keamanan data:
1. Audit Keamanan Secara Rutin
Audit keamanan sistem informasi termasuk pengecekan terhadap semua komponen jaringan, software, database, dan perangkat endpoint. Gunakan metode penetration testing untuk menguji daya tahan sistem dari serangan simulasi, serta vulnerability assessment untuk memetakan potensi risiko.
Audit ini sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga yang independen agar hasilnya objektif dan tidak bias. Anda juga perlu menyusun laporan keamanan data berkala sebagai bagian dari dokumentasi dan peningkatan sistem kedepannya.
2. Evaluasi Hak Akses Secara Ketat
Pengaturan hak akses yang terlalu longgar adalah salah satu penyebab umum kebocoran data. Terapkan prinsip least privilege agar setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan sistem yang benar-benar dibutuhkan.
Gunakan pendekatan Role-Based Access Control (RBAC) yang mengklasifikasikan hak akses berdasarkan peran dan jabatan. Audit akses secara berkala, terutama setelah terjadi perubahan struktur organisasi atau pergantian karyawan, untuk mencegah penyalahgunaan akses.
3. Verifikasi Enkripsi Data
Pastikan seluruh data yang disimpan (data at rest) maupun yang ditransmisikan (data in transit) telah dienkripsi dengan standar yang tepat. Gunakan algoritma seperti AES-256, dan pastikan koneksi menggunakan protokol seperti HTTPS/TLS 1.3.
Selain itu, manajemen kunci enkripsi juga harus terpisah dari sistem utama. Banyak insiden kebocoran data terjadi bukan karena sistem tidak dienkripsi, tetapi karena kunci enkripsinya mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
4. Pantau Aktivitas Sistem Secara Real-Time
Implementasi sistem SIEM (Security Information and Event Management) memungkinkan Anda mendeteksi aktivitas mencurigakan dengan cepat. Sistem ini mengumpulkan log dari berbagai perangkat, mengidentifikasi anomali, dan memberikan alert ketika terjadi potensi pelanggaran keamanan. Monitoring ini harus aktif 24/7 dan dioperasikan oleh tim dengan kompetensi keamanan siber.
5. Uji Prosedur Back Up dan Recovery
Proses back up dan recovery harus dilakukan secara berkala dan tidak hanya mengandalkan satu metode penyimpanan. Gunakan pendekatan 3-2-1: tiga salinan data, dua format media penyimpanan berbeda, dan satu lokasi offsite (misalnya di cloud). Uji skenario disaster recovery minimal setiap enam bulan untuk memastikan semua sistem bisa kembali online dengan cepat dan data tidak rusak.
6. Perhatikan Koneksi dengan Pihak Ketiga
Banyak perusahaan yang mengintegrasikan sistem dengan vendor atau partner melalui API, tools integrasi, atau koneksi cloud. Pastikan semua pihak ketiga telah melewati proses vendor security assessment dan memahami kontrak keamanan data yang ketat. Gunakan teknologi seperti Zero Trust Architecture untuk memastikan bahwa semua akses diverifikasi, termasuk dari sistem internal sekalipun.
7. Edukasi Karyawan Secara Konsisten
Faktor manusia sering kali menjadi titik masuk utama serangan siber. Oleh karena itu, pelatihan rutin bagi seluruh karyawan menjadi investasi penting. Edukasi karyawan mencakup pengenalan terhadap email phishing, manajemen password, serta praktik keamanan saat bekerja jarak jauh.
Simulasi serangan siber secara berkala juga penting agar karyawan terbiasa mengenali tanda-tanda manipulasi sosial dan tidak menjadi target empuk bagi hacker.
Baca Juga:Mengungkap Rahasia Sangfor Access Secure dan Zero Trust Guard
Mengapa Keamanan Data Itu Penting?
Keamanan data merupakan fondasi utama bagi keberlangsungan operasional digital perusahaan. Berikut ini alasan mengapa keamanan data penting:
1. Kepatuhan Terhadap Regulasi
Perusahaan wajib mematuhi regulasi perlindungan data seperti GDPR, ISO 27001, atau aturan dari otoritas nasional. Pelanggaran dapat menyebabkan sanksi administratif dan pembatasan operasional.
2. Menjaga Reputasi Perusahaan
Insiden kebocoran data menyebar cepat melalui media sosial dan dapat menurunkan kepercayaan klien, mitra, hingga calon investor. Dampaknya bisa berlangsung dalam jangka panjang.
3. Menghadapi Ancaman Internal dan Eksternal
Ancaman bisa datang dari luar maupun dalam sistem perusahaan. Akses tidak sah dan kelalaian pengguna bisa membuka vulnerability yang dimanfaatkan oleh hacker melalui teknik seperti phishing, ransomware, hingga SQL injection.
4. Menjaga Ketersediaan Sistem
Serangan siber seperti Distributed Denial of Service (DDoS) atau ransomware dapat menyebabkan downtime pada sistem operasional. Dengan penguatan keamanan data, perusahaan bisa menjaga ketersediaan sistem dan mencegah gangguan pada proses kerja.
5. Meningkatkan Daya Saing
Dalam ekosistem bisnis modern, mitra dan klien akan lebih tertarik bekerja sama dengan perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap keamanan. Dengan menerapkan sistem keamanan data yang presisi dan bisa dibuktikan secara teknis, Anda memberikan nilai tambah yang kompetitif di pasar B2B.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Data Sudah Bocor?
Ketika kebocoran data terjadi, respons cepat dan tepat sangat menentukan seberapa besar dampak kerusakannya. Langkah-langkah berikut harus masuk dalam prosedur tanggap darurat:
1. Isolasi Sistem yang Terdampak
Segera cabut konektivitas dari sistem yang diduga menjadi titik masuk serangan. Hal ini mencegah penyebaran lebih luas dan memberi waktu bagi tim keamanan untuk menganalisis situasi tanpa tekanan tambahan.
2. Lakukan Investigasi Forensik
Gunakan teknik digital forensik untuk mencari tahu asal serangan, metode yang digunakan, serta data apa saja yang telah diakses atau diambil. Dokumentasikan temuan ini sebagai dasar laporan kepada manajemen atau regulator, serta untuk digunakan dalam proses recovery.
3. Komunikasikan Secara Transparan
Jika data klien atau mitra ikut terdampak, segera berikan informasi yang akurat dan jujur. Gunakan pendekatan yang terencana dalam komunikasi untuk menjaga kepercayaan dan menghindari spekulasi di publik.
4. Terapkan Perbaikan Sistem
Identifikasi vulnerability yang menjadi penyebab kebocoran dan lakukan patch atau update sistem. Jika perlu, ubah arsitektur jaringan agar lebih segmented, dan perketat kontrol akses di seluruh level sistem.
Baca Juga:Serangan Ransomware 2024: Melihat Kembali Berita Utama Ransomware
5. Evaluasi Ulang Strategi Keamanan Data
Gunakan insiden sebagai titik balik untuk memperbarui strategi keamanan data perusahaan. Tinjau kembali kebijakan penggunaan data, kerja sama dengan pihak ketiga, serta alat keamanan yang digunakan saat ini.
Proses cek keamanan data secara menyeluruh dan berkelanjutan sangat penting untuk mempertahankan stabilitas digital perusahaan Anda. Untuk itu, membangun fondasi cloud dan infrastruktur yang aman, scalable, dan terpercaya menjadi langkah penting.
Teknologi yang tepat akan membantu Anda tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga mempercepat transformasi digital secara efisien. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Anda dapat menggunakan solusi Cloud dan Infrastruktur dari Sangfor.
Solusi Sangfor untuk Kebutuhan Cloud dan Infrastruktur Perusahaan Anda!
Sangfor hadir dengan rangkaian solusi Cloud dan Infrastruktur yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan keamanan data perusahaan secara menyeluruh. Dengan platform komputasi cloud berbasis HCI yang scalable dan sistem keamanan jaringan terintegrasi, Sangfor memungkinkan perusahaan untuk mengelola data dengan lebih efisien, aman, dan fleksibel.
Mulai dari perlindungan terhadap ancaman siber, pengelolaan hybrid cloud, hingga implementasi Secure SD-WAN dan solusi VDI untuk operasional yang seamless, semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri Anda.
Cloud dan infrastruktur yang kuat bukan hanya mendukung operasional harian, tetapi juga menjadi landasan penting untuk menghadapi tantangan digital masa kini.
Kontak Tim Sangfor sekarang untuk mendapatkan solusi Cloud dan Infrastruktur terpercaya bagi kebutuhan teknologi perusahaan Anda!