Di era digital yang serba terhubung, keamanan cloud computing menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. Saat ini, semakin banyak perusahaan yang memindahkan data, aplikasi, dan infrastruktur IT mereka ke cloud karena alasan efisiensi, fleksibilitas, dan skalabilitas.
Namun, penggunaan cloud juga membuka potensi ancaman baru terhadap keamanan data dan privasi. Oleh karena itu, memahami strategi dan pilar keamanan cloud sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan operasional digitalnya dengan aman. Simak selengkapnya!

Apa yang Dimaksud dengan Keamanan Cloud Computing?
Keamanan cloud computing mengacu pada serangkaian kebijakan, kontrol, proses, dan teknologi yang dirancang untuk melindungi sistem cloud dan data dari ancaman eksternal maupun internal.
Ini mencakup semua aspek keamanan yang terkait dengan layanan cloud, baik itu infrastruktur, platform, maupun aplikasi.
Berbeda dengan pendekatan keamanan tradisional yang hanya fokus pada perlindungan jaringan lokal, keamanan cloud mencakup berbagai area seperti enkripsi data, manajemen akses, monitoring real-time, dan kepatuhan terhadap regulasi.
Apa Saja 4 Pilar Keamanan Cloud Computing?
Agar perlindungan terhadap sistem cloud lebih optimal, ada empat pilar utama yang menjadi dasar dalam membangun arsitektur keamanan cloud computing, yaitu:
1. Identity and Access Management (IAM)
Identity and Access Management (IAM) menjadi pilar pertama dan paling penting dalam keamanan cloud. Identitas pengguna, perangkat, dan aplikasi harus diverifikasi secara ketat sebelum diberikan akses ke sumber daya cloud.
Solusi IAM modern melibatkan Multi-Factor Authentication (MFA), manajemen hak akses berbasis peran, serta prinsip zero trust.
Dengan IAM yang kuat, perusahaan dapat membatasi akses hanya kepada pihak yang benar-benar membutuhkan, serta mengurangi risiko insider threat atau penyalahgunaan hak akses.
2. Perlindungan Data (Data Protection)
Data merupakan aset paling berharga dalam cloud. Oleh karena itu, perlindungan data harus dilakukan pada setiap tahap, baik saat data disimpan (at rest), dikirim (in transit), maupun diproses (in use).
Metode perlindungan data meliputi enkripsi, tokenisasi, dan backup otomatis secara berkala. Selain itu, kebijakan retensi dan penghapusan data juga harus diatur dengan jelas untuk menghindari penyimpanan data yang tidak perlu dan berpotensi menjadi risiko.
Baca Juga: 7 Manfaat Cloud Computing dalam Pendidikan
3. Visibilitas dan Monitoring
Pilar ini mencakup kemampuan untuk memantau semua aktivitas yang terjadi dalam lingkungan cloud, baik secara real-time maupun historis. Dengan visibilitas yang tinggi, tim keamanan dapat mendeteksi anomali, melakukan investigasi, dan merespons insiden dengan cepat.
Monitoring modern biasanya didukung oleh sistem SIEM (Security Information and Event Management) dan analitik berbasis AI/ML yang dapat mengenali pola serangan sejak dini.
4. Kepatuhan dan Governance
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa operasional cloud-nya sesuai dengan standar keamanan dan regulasi industri, seperti ISO 27001, GDPR, HIPAA, atau PCI-DSS. Pilar ini mencakup penerapan kontrol internal, audit reguler, serta dokumentasi kebijakan keamanan.
Dengan governance yang baik, perusahaan dapat menghindari denda, kehilangan reputasi, dan kegagalan operasional akibat pelanggaran hukum.
Bagaimana Cara Kerja Keamanan Cloud Computing?
Cara kerja keamanan cloud didasarkan pada kombinasi teknologi, proses, dan kebijakan yang dirancang untuk melindungi data, aplikasi, dan infrastruktur yang disimpan atau dijalankan di layanan cloud. Berikut penjelasan bagaimana sistem ini bekerja:
1. Model Tanggung Jawab Bersama
Keamanan cloud tidak hanya menjadi tanggung jawab penyedia layanan tetapi juga pengguna. Umumnya:
- Penyedia cloud: bertanggung jawab atas keamanan fisik data center, jaringan, server, dan infrastruktur cloud.
- Pengguna (perusahaan/organisasi): bertanggung jawab atas perlindungan data, pengelolaan akses, serta pengaturan konfigurasi layanan yang digunakan.
2. Autentikasi dan Kontrol Akses
Sistem keamanan cloud bekerja dengan membatasi siapa saja yang dapat mengakses data atau aplikasi. Ini dilakukan melalui:
- Manajemen Identitas dan Akses (IAM): hanya pengguna dengan kredensial valid yang bisa masuk.
- Otentikasi Multifaktor (MFA): menambahkan lapisan verifikasi seperti kode OTP atau biometrik.
- Zero Trust: prinsip di mana semua akses harus diverifikasi, tanpa menganggap pengguna “terpercaya”.
3. Enkripsi Data
Data dienkripsi dalam dua kondisi utama:
- Saat disimpan (at rest): data di server cloud dienkripsi agar tidak bisa dibaca oleh pihak tidak sah.
- Saat dikirimkan (in transit): data dikirim dengan protokol seperti HTTPS atau TLS.
Baca Juga: 7 Fungsi Server dalam Jaringan Komputer
4. Firewall dan Perlindungan Jaringan
Cloud security menggunakan firewall virtual (misalnya Firewall as a Service) untuk:
- Menyaring traffic berbahaya.
- Mendeteksi dan memblokir cyber attack.
- Mengelola koneksi masuk dan keluar dari jaringan cloud.
5. Pemantauan dan Deteksi Ancaman
Keamanan cloud melibatkan sistem monitoring real-time dan analitik berbasis AI untuk mendeteksi pola mencurigakan:
- Memberikan notifikasi jika ditemukan aktivitas tidak biasa.
- Menghentikan ancaman sebelum menyebar.
- Memberikan laporan insiden untuk investigasi lanjutan.
6. Backup dan Recovery
Sebagai bagian dari perlindungan data, cloud security mencakup sistem backup otomatis dan fitur disaster recovery. Ini memungkinkan data dipulihkan jika terjadi:
- Serangan ransomware.
- Kegagalan sistem.
- Kesalahan pengguna.
Apa Manfaat Keamanan Cloud Computing untuk Perusahaan?
Implementasi keamanan cloud computing yang efektif membawa banyak keuntungan bagi perusahaan, antara lain:
1. Perlindungan Proaktif terhadap Cyber Threats
Sistem keamanan cloud menghadapi ancaman terus berkembang. Teknologi seperti firewall cloud, AI, dan anti-malware real-time memberikan perlindungan menyeluruh terhadap cyber attack.
2. Skalabilitas dan Efisiensi Operasional
Layanan keamanan cloud dapat ditingkatkan seiring pertumbuhan perusahaan tanpa perlu investasi hardware tambahan.
3. Fleksibilitas dan Mobilitas
Karyawan dapat mengakses aplikasi dan data dengan aman dari mana saja, mendukung sistem kerja hybrid atau remote.
Baca Juga: 8 Manfaat Data Center bagi Perusahaan Modern
4. Biaya Keamanan yang Lebih Terkontrol
Dengan model berlangganan cloud, perusahaan hanya membayar fitur yang dibutuhkan, mengurangi biaya operasional dibanding on-premise.
5. Kepatuhan yang Lebih Mudah
Banyak penyedia layanan cloud telah memenuhi standar keamanan internasional, sehingga membantu perusahaan Anda memenuhi regulasi dengan mudah.
Keamanan cloud computing adalah keharusan bagi perusahaan digital. Dengan strategi tepat, data Anda terlindungi dan bisnis tetap berjalan.
Sebagai langkah strategis, penting bekerja sama dengan penyedia cloud yang menawarkan platform aman dan mudah dikelola, seperti layanan cloud dari Sangfor.
Tingkatkan Keamanan Data Perusahaan Anda dengan Platform Cloud Computing dari Sangfor
Sangfor menghadirkan Platform Cloud Computing berbasis HCI (Hyper-Converged Infrastructure). Platform ini membantu perusahaan membangun dan mengelola pusat data cloud.
Kompatibel dengan berbagai hardware, Sangfor mendukung pembaruan sistem dan ekspansi aplikasi. Stabilitas tinggi untuk mendukung ekspansi besar.
Hubungi tim Sangfor sekarang untuk konsultasi dan temukan solusi cloud computing yang aman dan efisien.