Zero Trust Network Access (ZTNA) menjadi solusi keamanan siber yang kian krusial di tengah ancaman siber yang semakin rumit dan tak terduga. Dengan ZTNA, perusahaan dapat menikmati perlindungan yang diperkuat untuk aset digital serta akses yang aman bagi pengguna di mana saja. Jadi, apa saja manfaat utama ZTNA? Mari kita telusuri lebih lanjut!

7 Manfaat ZTNA (Zero Trust Network Access)
ZTNA (Zero Trust Network Access) adalah metode keamanan yang bekerja dengan prinsip “jangan langsung percaya,” meskipun pengguna sudah ada di dalam jaringan perusahaan. Setiap kali ada yang ingin mengakses sistem, permintaannya harus dicek dan diverifikasi dulu, termasuk siapa penggunanya, perangkat apa yang dipakai, dan situasinya.
Berikut beberapa manfaat utama dari penerapan ZTNA:
1. Meningkatkan Keamanan Jaringan
ZTNA memastikan bahwa siapa pun yang ingin masuk ke jaringan, baik dari dalam maupun luar perusahaan, harus dicek dulu identitas dan perangkatnya.
Dengan tidak langsung menganggap pengguna internal itu aman, sistem ini bisa mencegah orang yang tidak berhak mengakses data dan mengurangi risiko ancaman siber dari dalam.
2. Mencegah Hacker
Dalam arsitektur jaringan tradisional, jika seorang hacker berhasil mendapatkan akses ke satu titik dalam jaringan, mereka bisa dengan mudah berpindah ke sistem lain.
ZTNA meminimalkan risiko ini dengan melakukan segmentasi jaringan dan menerapkan kontrol akses mikro.
Hasilnya, setiap akses ke aplikasi atau sistem divalidasi secara individual. Bahkan jika satu akun berhasil disusupi, dampaknya tetap terisolasi.
Baca Juga: 8 Cara Mencegah Hacker Masuk ke Sistem Jaringan
3. Perlindungan terhadap Serangan Zero Day
Serangan zero day terjadi saat hacker memanfaatkan celah keamanan yang belum diketahui. ZTNA membantu mencegah hal ini dengan menyembunyikan aplikasi dan layanan internal, sehingga tidak mudah ditemukan.
Karena aplikasi tidak terlihat, hacker jadi sulit menemukan target. Selain itu, ZTNA memakai sistem verifikasi berlapis untuk memastikan hanya orang yang benar-benar punya izin yang bisa mengaksesnya.
4. Kontrol Akses yang Lebih Presisi
ZTNA memungkinkan pengaturan hak akses yang sangat spesifik, berdasarkan siapa penggunanya, dari mana mereka mengakses, perangkat yang digunakan, dan waktu aksesnya.
Pendekatan ini mengikuti prinsip “akses seminimal mungkin”, artinya setiap pengguna hanya diberi izin sesuai kebutuhan mereka, tidak lebih.
5. Dukungan untuk Remote Work
ZTNA dirancang untuk mengakomodasi lingkungan kerja yang fleksibel. Tanpa perlu menggunakan VPN yang rentan dan tidak efisien, pengguna dapat mengakses aplikasi dan data dari mana saja dengan koneksi aman. Hal ini sangat penting di era kerja hybrid, di mana pengguna mengakses sistem perusahaan dari berbagai lokasi dan perangkat.
6. Monitoring dan Audit
Setiap aktivitas pengguna dalam sistem dipantau secara real time dan dicatat dalam log yang terpusat. Informasi ini memungkinkan tim keamanan untuk mendeteksi perilaku mencurigakan lebih awal dan melakukan audit secara menyeluruh jika terjadi insiden.
7. Fleksibilitas dalam Pengelolaan Infrastruktur IT
ZTNA dapat diterapkan di berbagai jenis infrastruktur, baik itu on-premise, cloud, maupun hybrid.
Melalui satu platform terpusat, perusahaan bisa mengatur kebijakan akses ke berbagai aplikasi dan data, tanpa bergantung pada lokasi penyimpanan.
Fleksibilitas ini mendukung proses transformasi digital sambil tetap menjaga kontrol dan perlindungan terhadap sistem yang digunakan.
5 Konsep Utama ZTNA (Zero Trust Network Access)
ZTNA bukan sekadar teknologi, melainkan juga sebuah prinsip dasar dalam sistem keamanan. Berikut inti konsep yang menjadi dasar utama penerapan ZTNA:
1. Never Trust, Always Verify
ZTNA menghilangkan anggapan bahwa koneksi dari dalam jaringan pasti aman. Setiap permintaan akses perlu melewati proses verifikasi menyeluruh, mencakup identitas pengguna, perangkat yang digunakan, dan situasi saat akses dilakukan. Dengan begitu, hanya pengguna yang benar-benar terverifikasi yang dapat diberikan izin akses.
2. Least Privilege Access
Dengan menerapkan prinsip ini, pengguna tidak akan memiliki akses berlebih. Mereka hanya dapat mengakses aplikasi dan data yang benar-benar diperlukan sesuai perannya. Ini mengurangi risiko penyalahgunaan hak akses dan membatasi potensi kerusakan jika terjadi kompromi.
3. Microsegmentation
Jaringan dipecah menjadi segmen-segmen kecil, dan akses ke satu segmen tidak secara otomatis memberikan akses ke segmen lainnya. Teknik ini mempersempit ruang gerak hacker dan mencegah penyebaran ancaman siber secara horizontal di dalam jaringan.
Baca Juga: 7 Cara Menggunakan Firewall dengan Efektif
4. Identity-Centric Security
ZTNA memposisikan identitas pengguna dan perangkat sebagai inti dari sistem keamanannya. Akses ditentukan berdasarkan siapa pengguna tersebut, lokasi akses, jenis perangkat yang digunakan, dan situasi saat itu. Pendekatan ini memungkinkan sistem membuat keputusan yang lebih tepat karena mempertimbangkan konteks secara menyeluruh.
5. Continuous Monitoring
ZTNA memantau aktivitas pengguna secara berkelanjutan, bukan hanya saat masuk pertama kali. Jika terdeteksi perilaku yang tidak biasa selama sesi berlangsung, sistem dapat segera merespons dengan cara memblokir akses atau meminta verifikasi ulang demi menjaga keamanan.
Cara Kerja ZTNA (Zero Trust Network Access)
ZTNA bekerja dengan cara yang berbeda dari sistem keamanan tradisional. Alih-alih mengizinkan akses terbuka ke jaringan, ZTNA menyediakan koneksi yang bersifat on-demand dan spesifik berdasarkan identitas serta kebijakan akses. Berikut cara kerjanya:
1. Permintaan Akses Dikirim ke ZTNA Controller
Ketika pengguna mencoba mengakses aplikasi atau data, permintaan tersebut akan diarahkan ke ZTNA controller. Komponen ini berperan sebagai pusat controller yang memverifikasi identitas, perangkat, dan konteks sebelum memutuskan apakah akses akan diizinkan.
2. Verifikasi Identitas dan Konteks
Controller akan memverifikasi berbagai aspek, identitas pengguna (berdasarkan sistem autentikasi), perangkat yang digunakan (melalui endpoint verification), lokasi, waktu akses, serta kebijakan keamanan yang berlaku.
3. Koneksi Terenkripsi
Jika semua kriteria telah terpenuhi, sistem akan membuat koneksi terenkripsi antara pengguna dan aplikasi yang diminta. Aplikasi tetap tersembunyi dari pengguna lain yang tidak memiliki izin.
Baca Juga: 5 Cara Kerja Ransomware dan Dampaknya pada Data
4. Pemantauan Aktivitas Selama Sesi
Selama sesi aktif, ZTNA secara terus-menerus memantau aktivitas pengguna untuk mengidentifikasi perilaku mencurigakan.
Jika ada tindakan yang tidak sesuai dengan pola normal, sistem akan secara otomatis membatasi akses atau meminta verifikasi tambahan demi menjaga keamanan data dan aplikasi.
Manfaat ZTNA kini menjadi semakin penting dalam dunia keamanan siber yang terus berkembang. Dengan mengusung prinsip “zero trust”, perusahaan dapat menciptakan sistem keamanan yang mampu mencegah ancaman siber lebih awal, termasuk serangan zero day yang kian marak terjadi.
ZTNA tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga mendukung produktivitas dan fleksibilitas operasional perusahaan. Untuk itu, menggunakan layanan ZTNA dari Sangfor menjadi langkah strategis dalam membangun sistem keamanan masa depan yang adaptif dan terpercaya.
Perkuat Keamanan Jaringan Perusahaan Anda dengan ZTNA dari Sangfor
Untuk membangun sistem keamanan jaringan yang adaptif, fleksibel, dan proaktif, Sangfor hadir dengan layanan Zero Trust Network Access (ZTNA) yang canggih dan mudah diimplementasikan.
Teknologi ini bekerja hanya memberikan akses kepada pengguna yang telah diverifikasi berdasarkan identitasnya, serta terus memantau aktivitas secara real-time untuk menjaga keamanan secara menyeluruh.
Lindungi jaringan Anda hari ini. Hubungi Tim Sangfor untuk layanan keamanan ZTNA yang andal dan siap menjaga bisnis Anda dari berbagai ancaman siber.